SUFI TAUHID FILOS
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Bayan At Taslihin 1

5 posters

Page 1 of 2 1, 2  Next

Go down

Bayan At Taslihin 1 Empty Bayan At Taslihin 1

Post  Merpati Putih Fri Dec 25, 2009 6:55 pm


Ada pun الله itu terbit dari huruf ( ا ل ا ل ا ه).
Dan ال itu adalah Alif Lam Almarifah (The dalam bahasa Inggeris). Pengertiannya ال kepastian/kata nama khas/ The proper noun.
إلاه ertinya tuhan. Dan jadilah ungkapan إلاه  / إله nama khas/ proper noun bila ditambah ال المعريفة .
Dan bukanlah الله itu namaTUHAN , kerana ia hanyalah satu ungkapan bahasa/huruf yang membawa maksud  Zat YANG MAHA SEMPURNA ujudNya.

الله / ال إلاه / bermaksud KeTuhanan/KeKuasaan/'The God' / Zat Yang Maha Sempurna PengaturanNya.

Kekeliruan timbul apabila perkataan Allah ini disangka nama 'Tuhan' olih kebanyakan penganut2 ugama Islam dari kalangan orang2 ajam/ bukan Arab dan juga sebahagian besar dari umat Arab sendiri, kerana telah terbiasa pengambilan Allah seolah nama 'Tuhan'.

Untuk kepastian, bertanyalah kepada ahli bahasa 'yang benar2 ahli'. Ahli BAYAN, MANTIK, BALAGHAH, NAHU, bukan ahli bahasa yang menceduk2 bahasa. Agar insan tidak tertipu.

*مَنْ عَبَدَ الأسْمَاءَ دُوْنَ المَعْنَى فَقَدء كَفَرَ *
ertinya barangsiapa bertuhankan nama tiada dengan maana bawasanya kafir ia.

*مَنْ عَبَدَ المَعْنَى دُوْنَ الأسْما فَقَدْ نَافَقَ *
ertinya barangsiapa bertuhankan maana semata2 tiada dengan nama sanya munafik ia. (Ada pada zat Illahiyat itu beberapa nama yang mulia2 dan yang seni2, dan sifat yang seni2 umpama: Asma' AlHusna 99)


*مَنْ عَبَدَ الأَسْمَاءَ والمَعنىْ فَقَطْ فَهُوَ أَشْرَكَ *
ertinya barangsiapa bertuhankan nama dan maana semata2 bahawasanya syirik ia.



*مَنْ عَبَدَ الأَسْمَاءَ وَالمَعْنَى بِحَقِيْقَةٍ وَبِمَعْرِيْفَةٍ فَهُوَ المُؤْمِِنَ الحٌَقِ *
Ertinya barangsiapa yang bertuhankan nama dan yang empunya nama dengan haqiqat dan marifat bahawasanya ialah mukmin yang sebenar2nya. (tetapi belum tahu/ mengenal akan Tuhan).

 

*مَنْ تَرَكَ الأَسْمَاءَ وَالمَعْنَى فَهُوَ العَارِفٌ بِالله *
ertinya barangsiapa munafik/membuang Asma dan maana, mereka itulah yang kenal kepada Tuhannya..


Bismillahir Rahmanir Rahim
Dengan nama Tuhan yang Pengasih lagi penyayang.
disini terang2 allah itu bukan nya nama tuhan, hanya sebutan/ bahasa orang arab untuk menyebut tuhan.
sebab itu dimulakan dgn Bi ismi.. dengan nama.. Nama Tuhan itu Ar Rahman dan Ar Rahim... yang termasuk didalam nama asma' alhusna.. yang 99.

Bahkan semua injil2 arab menggunakan sebutan allah dalam injil mereka untuk menyebut/ membahasakan tuhan. Dan seluruh bangsa Indonesia menggunakan allah baik dalam injil, mahupun dalam terjemahan alquran. Walupun tuhan orang kristian bernama yesus.

Dan setengah kitab2 yahudi mengunakan 'elah' sebagai sebutan untuk tuhan... disinilah kelirunya kebanyakan manusia yang tidak fasihah dalam bahasa arab, walaupun bagi setengah2 orang2 arab, yang tidak meneliti Bismillahir Rahmanir Rahim,dan diambil mudah kerana dah kebiasaan.

Maka sayugialah saudara2, agar tidak 'bertuhankan huruf2, bunyi2, makna2..'.

Berhala dari huruf2 ini sentiasa digantung dirumah2 orang2 Islam Ajam.. untuk menghalau hantu, jin dll. agak nye ler!!! Evil or Very Mad
Merpati Putih
Merpati Putih
Admin

Jumlah posting : 2463
Registration date : 2008-08-08

Back to top Go down

Bayan At Taslihin 1 Empty Re: Bayan At Taslihin 1

Post  salik Fri Dec 25, 2009 8:34 pm

Ada pun الله itu terbit dari huruf ( ا ل ا ل ا ه).
Dan ال itu adalah Alif Lam Almarifah (The dalam bahasa Inggeris). Pengertiannya ال kepastian/kata nama khas/ The proper noun.

Tok,
Penerengan terhenti hanya setakat ال (kepastian/kata nama khas/ The proper noun)

Bagaimana dengan ا ه jika ال bermaksud The , Jadi maknanya The AH/ ataupun Yang AH.

So apa maknanya AH ا ه tok.

Mohon Pencerahan Very Happy
salik
salik

Jumlah posting : 1366
Registration date : 2009-03-28

Back to top Go down

Bayan At Taslihin 1 Empty Re: Bayan At Taslihin 1

Post  sekoi Sat Dec 26, 2009 12:43 am

Tafsir Basmalah
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin

Firman Allah Bismillahirrahmaanirrahiim “Artinya : Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” Jar majrur (bi ismi) di awal ayat berkaitan dengan kata kerja yang tersembunyi setelahnya sesuai dengan jenis aktifitas yang sedang dikerjakan. Misalnya anda membaca basmalah ketika hendak makan, maka takdir kalimatnya adalah : “Dengan menyebut nama Allah aku makan”. Kita katakan (dalam kaidah bahasa Arab) bahwa jar majrur harus memiliki kaitan dengan kata yang tersembunyi setelahnya, karena keduanya adalah ma’mul. Sedang setiap ma’mul harus memiliki ‘amil. Ada dua fungsi mengapa kita letakkan kata kerja yang tersembunyi itu di belakang. Pertama : Tabarruk (mengharap berkah) dengan mendahulukan asma Allah Azza wa Jalla. Kedua : Pembatasan maksud, karena meletakkan ‘amil dibelakang berfungsi membatasi makna. Seolah engkau berkata : “Aku tidak makan dengan menyebut nama siapapun untuk mengharap berkah dengannya dan untuk meminta pertolongan darinya selain nama Allah Azza wa Jalla”. Kata tersembunyi itu kita ambil dari kata kerja ‘amal (dalam istilah nahwu) itu pada asalnya adalah kata kerja. Ahli nahwu tentu sudah mengetahui masalah ini. Oleh karena itulah kata benda tidak bisa menjadi ‘ami’l kecuali apabila telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Lalu mengapa kita katakan : “Kata kerja setelahnya disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang sedang dikerjakan”, karena lebih tepat kepada yang dimaksud. Oleh sebab itu, Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda. “Artinya : Barangsiapa yang belum menyembelih, maka jika menyembelih hendaklah ia menyembelih dengan menyebut nama Allah “[1] Atau : “Hendaklah ia menyembelih atas nama Allah” [2] Kata kerja, yakni ‘menyembelih’, disebutkan secara khusus disitu. Lafzhul Jalalah (Allah). Merupakan nama bagi Allah Rabbul Alamin, selain Allah tidak boleh diberi nama denganNya. Nama ‘Allah’ merupakan asal, adapun nama-nama Allah selainnya adalah tabi’ (cabang darinya). Ar-Rahmaan Yakni yang memiliki kasih sayang yang maha luas. Oleh sebab itu, disebutkan dalam wazan fa’laan, yang menunjukkan keluasannya. Ar-Rahiim Yakni yang mencurahkan kasih sayang kepada hamba-hamba yang dikehendakiNya. Oleh sebab itu, disebutkan dalam wazan fa’iil, yang menunjukkan telah terlaksananya curahan kasih saying tersebut. Di sini ada dua penunjukan kasih sayang, yaitu kasih sayang merupakan sifat Allah, seperti yang terkandung dalam nama ‘Ar-Rahmaan’ dan kasih sayang yang merupakan perbuatan Allah, yakni mencurahkan kasih sayang kepada orang-orang yang disayangiNya, seperti yang terkandung dalam nama ‘Ar-Rahiim’. Jadi, Ar-Rahmaan dan Ar-Rahiiim adalah dua Asma’ Allah yang menunjukkan Dzat, sifat kasih sayang dan pengaruhnya, yaitu hikmah yang merupakan konsekuensi dari sifat ini. Kasih sayang yang Allah tetapkan bagi diriNya bersifat hakiki berdasarkan dalil wahyu dan akal sehat. Adapun dalil wahyu, seperti yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah tentang penetapan sifat Ar-Rahmah (kasih sayang) bagi Allah, dan itu banyak sekali. Adapun dalil akal sehat, seluruh nikmat yang kita terima dan musibah yang terhindar dari kita merupakan salah satu bukti curahan kasih sayang Allah kepada kita. Sebagian orang mengingkari sifat kasih sayang Allah yang hakiki ini. Mereka mengartikan kasih sayang di sini dengan pemberian nikmat atau kehendak memberi nikmat atau kehendak memberi nikmat. Menurut akal mereka mustahil Allah memiliki sifat kasih sayang. Mereka berkata : “Alasannya, sifat kasih sayang menunjukkan adanya kecondongan, kelemahan, ketundukan dan kelunakan. Dan semua itu tidak layak bagi Allah”. Bantahan terhadap mereka dari dua sisi. Pertama : Kasih sayang itu tidak selalu disertai ketundukan, rasa iba dan kelemahan. Kita lihat raja-raja yang kuat, mereka memiliki kasih sayang tanpa disertai hal itu semua. Kedua : Kalaupun hal-hal tersebut merupakan konsekuensi sifat kasih sayang, maka hanya berlaku pada sifat kasih sayang yang dimiliki makhluk. Adapun sifat kasih sayang yang dimiliki Al-Khaliq سبحانه و تعالى adalah yang sesuai dengan kemahaagungan, kemahabesaran dan kekuasanNya. Sifat yang tidak akan berkonsekuensi negative dan cela sama sekali. Kemudian kita katakan kepada mereka : Sesungguhnya akal sehat telah menunjukkan adanya sifat kasih sayang yang hakiki bagi Allah سبحانه و تعالى. Pemandangan yang sering kita saksikan pada makhluk hidup, berupa kasih sayang di antara mereka, jelas menunjukkan adanya kasih sayang Allah. Karena kasih sayang merupakan sifat yang sempurna. Dan Allah lebih berhak memiliki sifat yang sempurna. Kemudian sering juga kita saksikan kasih sayang Allah secara khusus, misalnya turunnya hujan, berakhirnya masa paceklik dan lain sebagainya yang menunjukkan kasih sayang Allah سبحانه و تعالى. Lucunya, orang-orang yang mengingkari sifat kasih sayang Allah yang hakiki dengan alasan tidak dapat diterima akal atau mustahil menurut akal, justru menetapkan sifat iradah (berkehendak) yang hakiki dengan argumentasi akal yang lebih samar daripada argumentasi akal dalam menetapkan sifat kasih sayang bagi Allah. Mereka berkata : “Keistimewaan yang diberikan kepada sebagian makhluk yang membedakannya dengan yang lain menurut akal menunjukkan sifat iradah”. Tidak syak lagi hal itu benar. Akan tetapi hal tersebut lebih samar disbanding dengan tanda-tanda adanya kasih sayang Allah. Karena hal tersebut hanya dapat diketahui oleh orang-orang yang pintar. Adapun tanda-tanda kasih sayang Allah dapat diketahui oleh semua orang, tidak terkecuali orang awam. Jika anda bertanya kepada seorang awam tentang hujan yang turun tadi malam : “Berkat siapakah turunnya hujan tadi malam ?” Ia pasti menjawab : “berkat karunia Allah dan rahmatNya” MASALAH Apakah basmalah termasuk ayat dalam surat Al-Fatihah ataukah bukan ?

Dalam masalah ini para ulama berbeda pendapat. Ada yang berpendapat bahwa basmalah termasuk ayat dalam surat Al-Fatihah, harus dibaca jahr (dikeraskan bacaannya) dalam shalat dan berpendapat tidak sah shalat tanpa membaca basmalah, sebab masih termasuk dalam surat Al-Fatihah.

Sebagian ulama lain berpendapat, basmalah tidak termasuk dalam surat Al-Fatihah. Namun ayat yang berdiri sendiri dalam Al-Qur’an. Inilah pendapat yang benar. Pendapat ini berdasarkan nash dan rangkaian ayat dalam surat ini.

Adapun dasar di dalam nash, telah diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah رضي الله عنه bahwa Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda : Allah سبحانه و تعالى berfirman. “Artinya : Aku membagi shalat (yakni surat Al-Fatihah) menjadi dua bagian, separuh untuk-Ku dan separuh untuk hamba-Ku. Apabila ia membaca : “Segala puji bagi Allah”. Maka Allah menjawab : “Hamba-Ku telah memuji-Ku”. Apabila ia membaca : “Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”. Maka Allah menjawab: “Hamba-Ku telah menyanjung-Ku”. Apabila ia membaca : “Penguasa hari pembalasan”. Maka Allah menjawab : “Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku”. Apabila ia membaca : “ Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan”. Maka Allah menjawab : “Ini separoh untuk-Ku dan separoh untuk hamba-Ku”. Apabila ia membaca : “Tunjukilah kami kepada jalan yang lurus”. Maka Allah menjawab : “Ini untuk hamba-Ku, akan Aku kabulkan apa yang ia minta” [3] Ini semacam penegasan bahwa basmalah bukan termasuk dalam surat Al-Fatihah. Dalam kitab Ash-Shahih diriwayatkan dari Anas bin Malik رضي الله عنه, ia berkata : “Aku pernah shalat malam bermakmum di belakang Nabi صلی الله عليه وسلم, Abu Bakar, Umar dan Utsman رضي الله عنهم. Mereka semua membuka shalat dengan membaca : “Alhamdulillaahi Rabbil ‘Aalamin” dan tidak membaca ; ‘Bismillaahirrahmaanirrahiim” di awal bacaan maupun di akhirnya. [4] Maksudnya mereka tidak mengeraskan bacaannya. Membedakan antara basmalah dengan hamdalah dalam hal dikeraskan dan tidaknya menunjukkan bahwa basmalah tidak termasuk dalam surat Al-Fatihah. [Disalin dari kitab Tafsir Juz ‘Amma, edisi Indonesia Tafsir Juz ‘Amma, penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, penerjemah Abu Ihsan Al-Atsari, penerbit At-Tibyan

– Solo] ________ Foot Note [1]. Hadits riwayat Al-Bukhari, dalam kitab Al-Idain, bab : Ucapan Imam dan makmum ketika khutbah ‘ied, no. (985). Diriwayatkan pula oleh Muslim dalam kitab Al-Adhahi, bab : Waktu Udhiyah no. (1), (1960) [2]. Hadits riwayat Al-Bukhari dalam kitab Adz-Dzabaih wa Ash-Shaid, bab : Sabda Nabi, “Sembelihlah dengan menyebut asma Allah”. no. (5500). Diriwayatkan pula oleh Muslim dalam kitab Al-Adhahi, bab : waktu Udhhiyah, no. (2). (1960) [3]. Hadits riwayat Muslim dalam kitab Shalat, bab : Kewajiban membaca Al-Fatihah di setiap raka’at no. (38) (395) [4]. Hadits riwayat Muslim dalam kitab Shalat, bab : Argumentasi orang-orang yang berpendapat bacaan basmalah tidak dikeraskan, no. (52) (399).

sekoi

Jumlah posting : 40
Registration date : 2009-12-14

Back to top Go down

Bayan At Taslihin 1 Empty Re: Bayan At Taslihin 1

Post  Merpati Putih Sat Dec 26, 2009 1:26 am

Ada dakwaan yang mengatakan ajaran tariqat2 diasaskan olih puak syiah dikalangan ahli2 bait yang berpihak kepada Ali dan Fatimah ketika penentangan dan peperangan mereka terhadap kekhalifahan Abu Bakar dipihak Aisha. Dan ada pula mengatakan: para2 sahabat yang mula2 menerima Tariqat Muhammadiyah dari nabi Muhammad s.a.w adalah Salman al-Farisi. Begitu juga tariqat Syatariah yang di bawa oleh Saidina 'Ali karamallah. Tariqat Naqsyabandiyah, di bawa oleh saidina Abu Bakar yang dipelopori olih syeh bahauddin Naqsabandi.

Huruf ه dihujung إله banyak dipengaruhi olih orang tariqat dengan berbagai2 bunyi umpamanya: HA, Hia, HU, HAK, Ak, HU , AH, ouuuuuu.. dan dll.. disusun olih guru 'mursyid???' sebagai wirid2/ AL AURAD pada nafas yang turun naik atau dihunjamkan kedalam hati sanubari: yang membawa pengertian 'DIA' dan kadang2 'AKU DIA' atau 'DIA DIA'......

















Ada sesetengah tariqat pula mengambarkan manusia dalam bentuk huruf2
Dan mazhab druz/ Labanon, mengambarkan harfiah2 dalam bentuk harimau

Tarikat2, pada awalnya, adalah terapi2 pengubatan 'penyakit Rohaniyah' (bidaah hasannah????), dan kemudian bertukar kepada perkumpulan baiah/ persatuan dan seterusnya berunsur jalan2 untuk mengenal 'Tuhan'.
Merpati Putih
Merpati Putih
Admin

Jumlah posting : 2463
Registration date : 2008-08-08

Back to top Go down

Bayan At Taslihin 1 Empty Re: Bayan At Taslihin 1

Post  Merpati Putih Sat Dec 26, 2009 2:42 am

MP harap sdr sekoi jelaskan soklan2 dibawah ini.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

AQ itu dikatakan terang lagi nyata.. bukankah dah terang:

ب حرف جر

إسم مجرور

إسم مضاف

الله مضاف إليه


Sekiranya allah itu nama, kenapa ta'sebut jer .اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

ALLAH PENGASIH PENYAYANG, kerana Allah itu jelas nama, ta' payah lah disambung perkataan 'dengan nama' lagi. Bahkan AR RAHMAN dan AR RAHIM telah termaktub sebagai nama2 didalam 99 asma' AlHusna.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

1:1] Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Persoalannya: dari mana datangnya perkataan2 tambahan2: menyebut, Yang Maha , lagi Maha yang tidak ada pun sekali didalam bismillahir Rahmanir Rahim = Dengan nama ALLAH SiPENGASIH siPENYAYANG????

Dan sekiranya allah itu adalah nama???? nescaya siPengasih n siPenyayang akan menjadi 'khabar lil Mubtada allah' atau jadi sifat2.. dan bukannya nama seperti didalam asma' alhusna- dari kitab syarah ibn 'akhil

Adalakah AQ nih milik pentafsir2 jer.. atau AQ adalah milik bagi setiap pembaca???? Andainya AQ itu terang dan nyata.. maka semua orang pasti faham.. mengapa perlukan ulama'2 tafsir lagi.??? Disini kita lihat AQ adalah 'BUKU' yang tidak jelas dan nyata kan? jelas ia bertengtangan dgn 'Mubin/ terang'.. 'La raiba/ tiada keraguan' dan sentiasalah AQ mutasyabihat n mengelirukan pembaca2nya..

mengapa tk disebut shj allah tanpa ar rahman dan Ar rahim dan tanpa perkataan 'dengan nama'????

Merpati Putih
Merpati Putih
Admin

Jumlah posting : 2463
Registration date : 2008-08-08

Back to top Go down

Bayan At Taslihin 1 Empty TAFSIR BASMALAH = Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin (kutipan n edit)

Post  Merpati Putih Sat Dec 26, 2009 10:04 am

TAFSIR BASMALAH


Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin

Firman Allah

Bismillahirrahmaanirrahiim

Artinya : Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

Jar majrur (bi ismi) di awal ayat berkaitan dengan kata kerja yang tersembunyi setelahnya sesuai dengan jenis aktiviti/ hal2 perkerjaan/ perlakuan2 yang sedang dikerjakan. Misalnya anda membaca basmalah ketika hendak makan, maka takdir kalimatnya adalah : Dengan menyebut nama Allah aku makan.

Kita katakan (dalam kaidah bahasa Arab) bahwa jar majrur harus memiliki kaitan dengan kata yang tersembunyi setelahnya, karena keduanya adalah mamul. Sedang setiap mamul harus memiliki amil.

Ada dua fungsi mengapa kita letakkan kata kerja yang tersembunyi itu di belakang.

Pertama : Tabarruk (mengharap berkah) dengan mendahulukan asma Allah Azza wa Jalla.

Kedua : Pembatasan maksud, karena meletakkan amil dibelakang berfungsi membatasi makna. Seolah engkau berkata : Aku tidak makan dengan menyebut nama siapapun untuk mengharap berkah dengannya dan untuk meminta pertolongan darinya selain nama Allah Azza wa Jalla.

Kata tersembunyi itu kita ambil dari kata kerja amal (dalam istilah nahwu) itu pada asalnya adalah kata kerja. Ahli nahwu tentu sudah mengetahui masalah ini. Oleh karena itulah kata benda tidak bisa menjadi amil kecuali apabila telah memenuhi syarat-syarat tertentu.

Lalu mengapa kita katakan : Kata kerja setelahnya disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang sedang dikerjakan, karena lebih tepat kepada yang dimaksud. Oleh sebab itu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda.

Artinya : Barangsiapa yang belum menyembelih, maka jika menyembelih hendaklah ia menyembelih dengan menyebut nama Allah [1] Atau : Hendaklah ia menyembelih atas nama Allah [2]

Kata kerja, yakni menyembelih, disebutkan secara khusus disitu.

Lafzhul Jalalah (Allah)
.

Merupakan nama bagi Allah Rabbul Alamin, selain Allah tidak boleh diberi nama denganNya. Nama Allah merupakan asal, adapun nama-nama Allah selainnya adalah tabi (cabang darinya).

Ar-Rahmaan

Yakni yang memiliki kasih sayang yang maha luas. Oleh sebab itu, disebutkan dalam wazan falaan, yang menunjukkan keluasannya.

Ar-Rahiim

Yakni yang mencurahkan kasih sayang kepada hamba-hamba yang dikehendakiNya. Oleh sebab itu, disebutkan dalam wazan faiil, yang menunjukkan telah terlaksananya curahan kasih saying tersebut. Di sini ada dua penunjukan kasih sayang, yaitu kasih sayang merupakan sifat Allah, seperti yang terkandung dalam nama Ar-Rahmaan dan kasih sayang yang merupakan perbuatan Allah, yakni mencurahkan kasih sayang kepada orang-orang yang disayangiNya, seperti yang terkandung dalam nama Ar-Rahiim. Jadi, Ar-Rahmaan dan Ar-Rahiiim adalah dua Asma Allah yang menunjukkan Dzat, sifat kasih sayang dan pengaruhnya, yaitu hikmah yang merupakan konsekuensi dari sifat ini.

Yang paling penting, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ini.. pasti yaqin dan memastikan, yang dirinya adalah benar2 sudah ditetapkan sebagai ahli syurga, andainya syaikh muhammad ini, masih terkiyal2, tercari2: 'Apakah aku ini ahli syurga atau ahli neraka?'. Maka tafsirannya tidak bermaksud apa2, kecuali terjahan percuma yang tak mengena.

Siapa berani meng'itiraf atau telah menyaksikan bahawa, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin adalah ahli syurga????.. dpersilakan angkat tangan dan kaki..

Kasih sayang yang Allah tetapkan bagi diriNya bersifat hakiki berdasarkan dalil wahyu dan akal sehat. Adapun dalil wahyu, seperti yang telah ditetapkan dalam Al-Quran dan As-Sunnah tentang penetapan sifat Ar-Rahmah (kasih sayang) bagi Allah, dan itu banyak sekali. Adapun dalil akal sehat, seluruh nikmat yang kita terima dan musibah yang terhindar dari kita merupakan salah satu bukti curahan kasih sayang Allah kepada kita.

Sebagian orang mengingkari sifat kasih sayang Allah yang hakiki ini. Mereka mengartikan kasih sayang di sini dengan pemberian nikmat atau kehendak memberi nikmat atau kehendak memberi nikmat. Menurut akal mereka mustahil Allah memiliki sifat kasih sayang. Mereka berkata : Alasannya, sifat kasih sayang menunjukkan adanya kecondongan, kelemahan, ketundukan dan kelunakan. Dan semua itu tidak layak bagi Allah.

Bantahan terhadap mereka dari dua sisi.

Pertama : Kasih sayang itu tidak selalu disertai ketundukan, rasa iba dan kelemahan. Kita lihat raja-raja yang kuat, mereka memiliki kasih sayang tanpa disertai hal itu semua.

Kedua : Kalaupun hal-hal tersebut merupakan konsekuensi sifat kasih sayang, maka hanya berlaku pada sifat kasih sayang yang dimiliki makhluk. Adapun sifat kasih sayang yang dimiliki Al-Khaliq Subhanahu wa Taala adalah yang sesuai dengan kemahaagungan, kemahabesaran dan kekuasanNya. Sifat yang tidak akan berkonsekuensi negative dan cela sama sekali.

Kemudian kita katakan kepada mereka : Sesungguhnya akal sehat telah menunjukkan adanya sifat kasih sayang yang hakiki bagi Allah Subhanahu wa Taala. Pemandangan yang sering kita saksikan pada makhluk hidup, berupa kasih sayang di antara mereka, jelas menunjukkan adanya kasih sayang Allah. Karena kasih sayang merupakan sifat yang sempurna. Dan Allah lebih berhak memiliki sifat yang sempurna. Kemudian sering juga kita saksikan kasih sayang Allah secara khusus, misalnya turunnya hujan, berakhirnya masa paceklik dan lain sebagainya yang menunjukkan kasih sayang Allah Subhanahu wa Taala.

Lucunya, orang-orang yang mengingkari sifat kasih sayang Allah yang hakiki dengan alasan tidak dapat diterima akal atau mustahil menurut akal, justru menetapkan sifat iradah (berkehendak) yang hakiki dengan argumentasi akal yang lebih samar daripada argumentasi akal dalam menetapkan sifat kasih sayang bagi Allah. Mereka berkata : Keistimewaan yang diberikan kepada sebagian makhluk yang membedakannya dengan yang lain menurut akal menunjukkan sifat iradah. Tidak syak lagi hal itu benar. Akan tetapi hal tersebut lebih samar disbanding dengan tanda-tanda adanya kasih sayang Allah. Karena hal tersebut hanya dapat diketahui oleh orang-orang yang pintar. Adapun tanda-tanda kasih sayang Allah dapat diketahui oleh semua orang, tidak terkecuali orang awam. Jika anda bertanya kepada seorang awam tentang hujan yang turun tadi malam : Berkat siapakah turunnya hujan tadi malam ? Ia pasti menjawab : berkat karunia Allah dan rahmatNya

MASALAH

Apakah basmalah termasuk ayat dalam surat Al-Fatihah ataukah bukan ?

Dalam masalah ini para ulama berbeda pendapat. Ada yang berpendapat bahwa basmalah termasuk ayat dalam surat Al-Fatihah, harus dibaca jahr (dikeraskan bacaannya) dalam shalat dan berpendapat tidak sah shalat tanpa membaca basmalah, sebab masih termasuk dalam surat Al-Fatihah.

Sebagian ulama lain berpendapat, basmalah tidak termasuk dalam surat Al-Fatihah. Namun ayat yang berdiri sendiri dalam Al-Quran.

Inilah pendapat yang benar. Pendapat ini berdasarkan nash dan rangkaian ayat dalam surat ini.

Adapun dasar di dalam nash, telah diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Allah Subhanahu wa Taala berfirman.

Artinya : Aku membagi shalat (yakni surat Al-Fatihah) menjadi dua bagian, separuh untuk-Ku dan separuh untuk hamba-Ku. Apabila ia membaca : Segala puji bagi Allah. Maka Allah menjawab : Hamba-Ku telah memuji-Ku. Apabila ia membaca : Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Maka Allah menjawab: Hamba-Ku telah menyanjung-Ku. Apabila ia membaca : Penguasa hari pembalasan. Maka Allah menjawab : Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku. Apabila ia membaca : Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Maka Allah menjawab : Ini separoh untuk-Ku dan separoh untuk hamba-Ku. Apabila ia membaca : Tunjukilah kami kepada jalan yang lurus. Maka Allah menjawab : Ini untuk hamba-Ku, akan Aku kabulkan apa yang ia minta [3]

Ini semacam penegasan bahwa basmalah bukan termasuk dalam surat Al-Fatihah. Dalam kitab Ash-Shahih diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyalahu anhu, ia berkata : Aku pernah shalat malam bermakmum di belakang Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, Abu Bakar, Umar dan Utsman Radhiyallahu anhum. Mereka semua membuka shalat dengan membaca : Alhamdulillaahi Rabbil Aalamin dan tidak membaca ; Bismillaahirrahmaanirrahiim di awal bacaan maupun di akhirnya. [4]

Maksudnya mereka tidak mengeraskan bacaannya. Membedakan antara basmalah dengan hamdalah dalam hal dikeraskan dan tidaknya menunjukkan bahwa basmalah tidak termasuk dalam surat Al-Fatihah.

[Disalin dari kitab Tafsir Juz Amma, edisi Indonesia Tafsir Juz Amma, penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, penerjemah Abu Ihsan Al-Atsari, penerbit At-Tibyan Solo]
________
Foot Note
[1]. Hadits riwayat Al-Bukhari, dalam kitab Al-Idain, bab : Ucapan Imam dan makmum ketika khutbah ied, no. (985). Diriwayatkan pula oleh Muslim dalam kitab Al-Adhahi, bab : Waktu Udhiyah no. (1), (1960)
[2]. Hadits riwayat Al-Bukhari dalam kitab Adz-Dzabaih wa Ash-Shaid, bab : Sabda Nabi, Sembelihlah dengan menyebut asma Allah. no. (5500). Diriwayatkan pula oleh Muslim dalam kitab Al-Adhahi, bab : waktu Udhhiyah, no. (2). (1960)
[3]. Hadits riwayat Muslim dalam kitab Shalat, bab : Kewajiban membaca Al-Fatihah di setiap rakaat no. (38) (395)
[4]. Hadits riwayat Muslim dalam kitab Shalat, bab : Argumentasi orang-orang yang berpendapat bacaan basmalah tidak dikeraskan, no. (52) (399).
affraid affraid affraid
Merpati Putih
Merpati Putih
Admin

Jumlah posting : 2463
Registration date : 2008-08-08

Back to top Go down

Bayan At Taslihin 1 Empty Re: Bayan At Taslihin 1

Post  sekoi Thu Dec 31, 2009 8:49 am

Tuan merpati Bercerita tentang ILMU Bismillah hir Rohmanir Rohim,.

Dimanakah Dirinya Bismillahirrohmanirohim.

sekoi

Jumlah posting : 40
Registration date : 2009-12-14

Back to top Go down

Bayan At Taslihin 1 Empty Re: Bayan At Taslihin 1

Post  Merpati Putih Thu Dec 31, 2009 12:06 pm

Banyak kitab2 lama yang bercerita tentang kedirian bismillahir rahman-nir rohim.. Dan banyak juga bekisar kepada terjemahan harfiah yang ta' masuk akal dan keluar akal.

Kalau kita cilok?????.... kerana manusia biasanyanya suka mencilok@ meniru kata2 orang lain, kan kah begitu sdr sekoi?

umpamanya sya petik/ cilok dari kitab lama Miftahul Jannah, karangan syeikh alfudhail Muhammad Thoib bin Mas'ud AlBanjari, m/s 1 ditiga ayat2 yang akhir:

"Maka sekelian maana segala kitab itu dihimpunkan didalam Furqan, dan sekelian maana Furqan itu dihimpunkan didalam Alf Fatihah, dan segala maana Fatihah itu dihimpukan didalam بسم الله , dan segala maana بسم الله itu dihimpunkan didalam huruf 'BA' nya. (bermula) maananya dengan 'AKU' ada barangyang telah ada, dan dengan 'AKU' ada barangyang lagi akan ada.

Dengan 'AKU' ada barangyang telah ada, dan dengan 'AKU' ada barangyang lagi akan ada.
Ayat ini terang2 mengatakan yang kedirian manusia 'AKU' terbit/ asal terbitnya kelibat2 ujud.

Dan ungkapan2 ini bolih dijumpai didalam kitab Ihya AlGhazali, Futuh AlMakiyah AL Arabi... dll. Dan didalam kitab Bayan At Taslihin yang menceritakan maqam ALQUDDUS.

Dan ditambah olih setengah ulama' itu, segala maana 'BA'nya itu dihimpunkan didalam noktahnya (titik BA). Yang dikehendaki dengan noktah itu awal titik kalam, bukan titik dibawah 'BA'.
Merpati Putih
Merpati Putih
Admin

Jumlah posting : 2463
Registration date : 2008-08-08

Back to top Go down

Bayan At Taslihin 1 Empty Bantah Guna Kalimah Allah - Utusan Malaysia

Post  Merpati Putih Sat Jan 02, 2010 4:02 pm




AHLI Pertubuhan Pribumi Perkasa Negara (Perkasa) Selangor memegang sepanduk membantah penggunaan kalimah Allah oleh agama lain selepas solat Jumaat di hadapan Masjid Wilayah Persekutuan, Kuala Lumpur, semalam. UTusan/DJOHAN SHAHRIN SHAH


2January 2010
Sekumpulan ahli daripada 10 pertubuhan bukan kerajaan (NGO) berkumpul di hadapan Masjid Wilayah Persekutuan hari ini bagi membantah keputusan Mahkamah Tinggi membenarkan akhbar mingguan Gereja Katholik menggunakan kalimah Allah dalam penerbitannya.

Mereka berkumpul selepas solat Jumaat dengan membawa sepanduk yang menentang keputusan berkenaan.

Antara NGO yang mengambil bahagian adalah Pertubuhan Pribumi Perkasa Negara (Perkasa) Negeri Perlis, Selangor dan Perak, Persatuan Kebangsaan Pelajar Islam Malaysia dan Alumni UMNO Luar Negara.

Yang Dipertua Perkasa Negeri Perlis, Ameir Hassan berkata, sebagai orang Melayu beragama Islam yang sekian lama menggunakan kalimah Allah, mereka berasa tercabar dengan keputusan itu.
Merpati Putih
Merpati Putih
Admin

Jumlah posting : 2463
Registration date : 2008-08-08

Back to top Go down

Bayan At Taslihin 1 Empty Re: Bayan At Taslihin 1

Post  Merpati Putih Sun Jan 03, 2010 12:04 pm





Naib Ketua Pemuda UMNO Pulau Pinang, Ir. Shaik Hussein Mydin (depan, lima dari kiri) bersama sebahagian dari Ahli Jawatankuasa Pemuda UMNO Negeri dan pemimpin UMNO bahagian mengangkat tangan sebagai tanda membantah penggunaan kalimah Allah oleh akhbar mingguan Herald-The Catholic Weekly di hadapan Masjid At-Takwa di Mak Mandin, Seberang Perai, semalam.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------

KUALA LUMPUR 2 Jan. Umat Islam di negara ini diseru bersatu tanpa mengira fahaman politik bagi mempertahankan penggunaan kalimah Allah sebagai hak mutlak agama Islam.

Timbalan Presiden Pas, Nasharuddin Mat Isa berkata, kebenaran penggunaan kalimah Allah yang diberikan kepada mereka yang bukan Islam bukanlah isu politik sebaliknya satu pencerobohan terhadap agama rasmi negara ini.

Keputusan mahkamah itu bukan sahaja melanggar peruntukan Perlembagaan Persekutuan malah melanggar akidah umat Islam dan ini tindakan yang tidak dapat diterima.

Dalam hal ini, seluruh umat Islam perlu bersatu membantah kebenaran yang diberikan selain menyokong rayuan yang akan dilakukan Jabatan Perdana Menteri (JPM) dan Kementerian Dalam Negeri (KDN) terhadap keputusan itu, katanya kepada Mingguan Malaysia di sini hari ini.

Beliau berkata demikian mengulas keputusan Mahkamah Tinggi di sini membenarkan akhbar mingguan Gereja Katholik, Herald-The Catholic Weekly menggunakan kalimah Allah dalam penerbitannya.

Beliau memberitahu, akidah bukanlah perkara yang boleh dipandang mudah kerana ia adalah perkara wajib dalam Islam.

Katanya, meskipun tiada tindakan yang akan dilakukan oleh pihaknya, namun sebagai pemimpin Islam beliau akan sentiasa menyokong bantahan dan rayuan yang dilakukan.

Saya menyeru lebih banyak pertubuhan bukan kerajaan (NGO) dan umat Islam supaya bangkit menyuarakan hak agama Islam yang sedang diceroboh.

Pada masa sama saya dan seluruh umat Islam yang lain akan terus bersatu menyokong rayuan yang akan dilakukan kerajaan, ujarnya.


Last edited by Merpati Putih on Sun Jan 03, 2010 5:36 pm; edited 1 time in total
Merpati Putih
Merpati Putih
Admin

Jumlah posting : 2463
Registration date : 2008-08-08

Back to top Go down

Bayan At Taslihin 1 Empty AHMAD A. TALIB/Pahit Manis 2010 no doubt will be most challenging

Post  Merpati Putih Sun Jan 03, 2010 12:20 pm

NEWSTRAITSTIMES.

2010/01/03

But the bigger challenge is the impact of the court's decision on the use of the word "Allah". The country and its leaders will have to navigate carefully on this matter.

Muslim Lawyers' Association President Zainul Rijal Abu Bakar, in a strongly-worded statement, said, among others: "The first effect that we shall see from the decision... in the (Herald's) Malay language publication is the birth of Allah's son.

[justify]"From now onwards, the Christian God in this new publication shall be referred to as "Allah" and Jesus Christ as Anak Allah...

"In Surah Al Ikhlas, verses 1-4, Allah says 'Say: 1. He is Allah, the One and Only; 2. Allah, the Eternal, Absolute. 3. He begets not, nor is He begotten; 4. And there is none like unto Him.

"For the unlettered and unschooled in Islam, verse 3 simply means that Allah "does not give birth", nor is "Allah given birth to". It is incumbent on all Muslims, both lettered and unlettered, to uphold the sanctity of the concept of monotheism in Islam and never to allow Allah to be portrayed as having the attributes of a human being...

"Those responsible for allowing this event to take place shall have to answer in their graves and in the hereafter for committing the greatest of all sins..."
Merpati Putih
Merpati Putih
Admin

Jumlah posting : 2463
Registration date : 2008-08-08

Back to top Go down

Bayan At Taslihin 1 Empty apakah itu itu iman taklik

Post  Kochi Sun Jan 03, 2010 6:51 pm

salam merpati puteh......

apa dah jadi dengan sdra....saya amat mengakui sdra banyak merujuk kepada kitab-kitab, tetapi sebenarnya pada hemat saya sdra hanya iman ilmu semata mata.. sesungguhnya iman yg paling tinggi kita ambil ilmu terus dari allah..apakah kata allah dalam al-quran, sesungguhnya orang orang beriman itu tuhan mereka yang bimbing iman mereka...apabila sampai satu peringkat bertaklik le pada allah, jangan bertaklik pada kitab-kitab dan kitab itu hanya sebagai panduan sahaja pada seluruh manusia. kitab kitab bukan sifat memberi petunjuk pada manusia, tetapi hanya allah yg memberi petunjuk pada sesiapa yg dikehendakinya, maka beruntung lah pada sesiapa yg allah yg beri petunjuk dan rugi lah orang yg disesatkannya.... jgn sampai sdra tidak dibimbing iman oleh allah....? drunken

Kochi

Jumlah posting : 32
Registration date : 2010-01-01

Back to top Go down

Bayan At Taslihin 1 Empty Re: Bayan At Taslihin 1

Post  Merpati Putih Sun Jan 03, 2010 8:53 pm

sdr kochi,

Citer beriman kepada allah adalah citer basi dan dongeng2 orang dulu2.

sdr pernahkah menyaksikan yang 'Tuhan' memberitahu kepada muhammad: "Aku adalah yang bernama Allah".???. sdr cuma bertaklid/ meniru perkataan2 yang sdr dengar dari orang2, ustaz2, AQ, ibu bapa, nenek moyang, professor, kitab2 dan bukan penyaksian sdr sendiri.

Cuba sdr buktikan!!!

Bahkan perkataan allah sudah pun ada dikitab 'injil' dizaman jahilliyat dan 'elah' dikitab taurat era Yahudi.

Dan allah adalah bapak kepada berhala2 betina allatta, aluzza, almannat diera jahilliyah (Allatif, alaziz, almanan selepas jahilliyah).

'allah' yang memimpin sepihak, dan juga menyesatkan sepihak.. tidak layak digelar 'Tuhan'.. kerana ketidak adilannya dalam mentadbir.

perkataan 'allah' adalah rekaan manusia... kerana ianya memang perkataan manusia.. bukannya perkataan 'Tuhan'.
Merpati Putih
Merpati Putih
Admin

Jumlah posting : 2463
Registration date : 2008-08-08

Back to top Go down

Bayan At Taslihin 1 Empty Re: Bayan At Taslihin 1

Post  sekoi Sun Jan 03, 2010 9:27 pm

Di petik dari Air setitik team


Mengenal Diri yang sebenar-benarnya Diri. Bagian ketiga (terakhir)

” Barang siapa mengenal dirinya niscaya ia mengenal akan Tuhannya,
kenal akan Tuhannya, maka binasalah jasadnya ”
(Hadits Qudsy)

Salam Rahmat dan Nikmat, saudaraku semuanya.

Edisi ini adalah merupakan kelanjutan dari Edisi ke 7 (Minggu, 28 Desember 2008) jalan ke 2, bagian ke 2, yaitu Pencetusan Api Marifatullah didalam kalimah ALLAH.

Kalimah Allah yang telah dicetuskan dalam Api Ma’rifatullah itu akan berhimpun pada Huruf yang tiga, yaitu huruf A, I, dan Huruf U. Ketiga huruf itulah yang menerangkan tentang ke-Esaan-Nya, yaitu Alif tunggal yang menyifat ke atas sehingga berbunyi A, Alif tunggal yang menyifat kebawah sehingga berbunyi I, Alif tunggal yang menyifat kedepan sehingga berbunyi U, Selanjutnya bagaimana jika Alif tunggal itu tidak sifat menyifat, apakah ada bunyinya, apakah ada suaranya dan apakah ada kalimahnya, jawabnya kami serahkan kepada anda sekalian, bagaimana kiranya anda menyikapinya.


Ketahuilah olehmu, bahwasannya diri yang sebenar-benarnya diri itu adalah Hayat, dan yang sebenar-benarnya Hayat itu ialah Ruh, Ruh itu ialah Nyawa, Nyawa itu ialah Sifat, sifat itu ialah Nur Muhammad dan Nur Muhammad itulah Zat (Zat Hayat).
Ketahui pula olehmu, bahwasannya Yang sebenar-benarnya Zat itu adalah Diri-Nya (Ujud-Nya) dan yang sebenar-benarnya Sifat itu adalah Rupa-Nya (Wajah-Nya) dan yang sebenar-benarnya Asma itu adalah Nama-Nya (Hati-Nya) dan yang sebenar-benarnya Af’al itu adalah Kelakuan-Nya (Fi’il-Nya).

Dengan demikian maka yang bernama Allah itu sebenarnya adalah Zat, Sifat, Asma dan Af’al, sebab pada Lafadz Allah itu adalah sebagai berikut :

Huruf Alif Allah itu masuk pada Zat, Huruf Lam Awal Allah itu masuk pada Sifat, Huruf Lam Akhir Allah itu masuk pada Asma dan Huruf Ha Allah itu masuk pada Af’al, maka itulah yang bernama ALLAH.

Jika memang diri itu Hayat (Ruh), hendaknya kita jangan berhenti pada Ruh saja, akan tetapi teruskan dan tembuskan pandanganmu itu kepada Hal dan Sifat Allah Ta’ala.

Sekiranya pandanganmu itu berhenti hanya kepada Nyawa saja, maka sesungguhnya kita salah dalam memahami pernyataan bahwa ” Diri itu Ruh ”.

Sebab tatkala Ia Nasab bagi sekalian tubuh Nyawa namanya, tatkala Ia keluar masuk Napas namanya, tatkala Ia berkehendak Hati namanya, tatkala Ia percaya akan sesuatu Iman namanya, dan tatkala Ia dapat memperbuat sesuatu Akal namanya.

Pohon Akal itu adalah Ilmu, inilah jalannya dan inilah yang disebut sebenar-benarnya diri. Jika demikian adanya maka dapat dikatakan bahwa sekarang ini kita hanya bertubuhkan Ruh semata-mata.

Mengapa demikian....?

” Kita ” disini sudah Fana lahir dan bathin kepada Ruh, disini jangan diartikan bahwa kita yang memfanakan diri, akan tetapi Fana itu dari Allah jua adanya, sedangkan kata ” Kita ” itu pun sudah lebur kedalam Fana itu sendiri.

Itu sebabnya jika ada orang yang mengatakan telah dapat dan mampu memfanakan diri akan tetapi Ia sendiri tidak tau dan tidak kenal akan dirinya, maka sesungguhnya itu omong kosong dan bohong besar saja, mengapa demikian...?

Sebab jika seseorang itu tidak tau atau kenal siapa dirinya yang sesungguhnya, maka mau di-Fana-kan kemana dirinya itu......?

Nyawa itu adalah Nur Muhammad, Nur Muhammad itu adalah Sifat, dan sifat itulah Hayat, akan tetapi ingat olehmu bahwasannya Ruh itu bukan Tuhan, tetapi tiada lain dari pada Tuhan, asalkan saja diteruskan kepada Zat dan Sifat.

Jika ini dapat dipahami, maka jangan kamu cari lagi akan Ia, karna bila dicari lagi bukannya semakin dekat akan tetapi malah semakin jauh jadinya.

Siapa saja yang telah sampai pada Maqom ini, pastilah Ia tidak akan mau mengatakan kata-kata Syareat, Tarekat, Hakekat, Makrifat, dan...

Ahli Syareat tidak bersyareat lagi, ahli Tarekat tidak bertarekat lagi, ahli Hakekat tidak berhakekat lagi, ahli Makrifat...tidak bermakrifat lagi...silahkan direnungkan.

Seseorang yang sampai kepada Tuhan, Ia tidak tahu lagi akan dirinya, dan tidak tahu lagi siapa Tuhannya. Emas, Pasir , Syurga, Neraka... sama saja.

Ia lebih senang Diam. Karena diam itu adalah kedudukan Tuhan yang maha Agung dan maha Mulia serta maha Tinggi.

Sebagai tambahan agar kita benar-benar mengenal akan diri yang sebenar-benarnya diri, maka ketahuilah olehmu :

Rosulullah Saw bersabda:

” Aku Adalah Bapak dari segala Ruh sedangkan Adam itu adalah Bapak dari sekalian Batang Tubuh ”.
Batang Tubuh manusia itu dijadikan oleh Allah Swt dari pada Tanah.

” Aku jadikan Insan (Adam) itu dari pada Tanah ”.
( Al-Qur’an)
Tanah itu dari pada Air, Air itu dijadikan dari pada Nur Muhammad. Dengan demikian maka nyatalah bahwasannya Batang Tubuh dan Ruh kita ini jadi dari pada Nur Muhammad, maka Muhammad Jua Namanya, tiada yang lain.

Sesungguhnya tubuh kita yang kasar ini tidak akan pernah dan tidak akan dapat mengadakan pengenalan kepada Allah melainkan dengan Nur Muhammad jua. Itulah sebabnya maka dinamakan Pohon Bustah artinya yang hampir pada ujudnya.

Adapun ujud itu, adalah ujud Allah ta’ala jua adanya, sekali-kali jangan ada ujud yang lain dari pada ujud Allah ta’ala, itulah yang sebenar-benarnya diri, begitu pula dengan kelakuan, jangan ada yang lain, karena tidak ada kelakuan yang lain selain kelakuan Allah ta’ala.

Sebab kalimah ” Faqad Arafah ” itu tiada akan menerima salah satu, melainkan suci zahir dan bathin adanya.

Zat artinya ujud Allah semata-mata, itulah yang sebenarnya, Melihat itu Basyar Allah, berkata-kata itu Kalam Allah dan seterusnya. Seandainya ada yang lain dari diri-Nya maka seluruh pengenalanmu itu akan menjadi ” Batal ”.

Allah Swt bersabda :

” Sesungguhnya Aku berada didalam sangka-sangka Hamba-Ku ”

Adapun yang bernama Rahasia (Sirr) itu, ialah Rahasia (Sirr) Allah ta’ala jua adanya. Inilah kesudahan Ilmu, artinya tiada lagi yang akan disebut didalam kitab manapun jua. Kita ini pun bertubuhkan Muhammad zahir dan bathin, artinya bertubuhkan Ruh namanya, sehingga tiada akan kita kenang-kenang lagi hati dan tubuh kita, hanya semata-mata bertubuhkan bathin saja, maksudnya Muhammad jualah yang menjadi tubuh kita ini pada hakekatnya .

Allah Swt berdiri diatas Hukum dan Muhammad itulah yang menjalankan Hukum, untuk itu maka berlakulah Hukum itu sebagaimana adanya.

Sebagian Ulama mengatakan :

Antara dirinya dan tuhannya sedang asyik pandang memandang dengan Nyawa dan tiada berkesudahan, Nyawapun demikian juga dan tiada berkeputusan dan tiada berkedudukan lagi, pandang dan pujinya sedikitpun tiada lupa dan putus Tuhan kepada Hambanya, demikian sebaliknya Nyawa sedikitpun tidak akan lupa dan putus pandangannya kepada Tuhan.

Apa saja yang dipandang oleh diri itu sejauh mata memandang hanya yang dilihat dan didengarnya tiada lain, yang berlaku dikanan maupun dikiri, keatas dan kebawah, zahir dan bathin yang dirasakannya hanya puji bagi puji kepada Allah seluruh alam semesta ini, inilah yang pernah terlontar dan terucap oleh ulama yang muhaqqiqin, bahwa :

Seluruh apa yang berlaku pada pandanganmu itu adalah Tauladan, puji atau zikrullah yang berlaku bagi seluruh semesta alam ini, karena sesungguhnya dirinya itu mengandung kalimah atau ber-rahasia kepada Allah.

Inilah Ilmu yang dinamakan Laut Ujudullah yang amat luas dan dalam yang tidak dapat dicapai oleh akal siapapun, dan tidak akan tersurat lagi oleh tulisan dan tiada akan pernah terucap lagi dengan kalam.

Bila Harfin Wala Sautin
( Tiada huruf tiada suara )

Laya’ rifu naka Illallah
( Tiada yang mengenal Allah melainkan Allah jua adanya)


Jadi yang perlu kita camkan baik-baik adalah bahwa, Pengenalan diri itu yaitu yang tidak dihakekatkan dan tidak pula dima’rifatkan lagi, akan tetapi Ia hanya berlaku dengan sendirinya.

Juga jangan kita berpandangan bahwa Kita (manusia atau jasad yang baharu ) ini yang mengenal, akan tetapi, yang mengenal itu ialah yang hidup dan tiada akan pernah mati.

” Aku kenal akan Tuhanku dengan pengenalan Tuhanku jua ”
Jika demikian adanya maka janganlah dicari lagi, karna Allah itu sendiri sudah Laitsya Kamitslihi Syaiun pada dirimu, sudah berbarengan siang dan malam..... !

Salam Rahmat dan Nikmat,


Airsetitik Team
Diposting oleh Air Setitik Team di 12:38 AM 11 komentar
Label:air setitik Adam, Af'al, Alif, Allah, Asma, Diri, Laitsya, Muhammad, Nafas, Nur MUhammad, Ruh, Sifat 13, Zat

sekoi

Jumlah posting : 40
Registration date : 2009-12-14

Back to top Go down

Bayan At Taslihin 1 Empty Re: Bayan At Taslihin 1

Post  sekoi Sun Jan 03, 2010 9:33 pm

Kochi wrote:salam merpati puteh......

apa dah jadi dengan sdra....saya amat mengakui sdra banyak merujuk kepada kitab-kitab, tetapi sebenarnya pada hemat saya sdra hanya iman ilmu semata mata.. sesungguhnya iman yg paling tinggi kita ambil ilmu terus dari allah..apakah kata allah dalam al-quran, sesungguhnya orang orang beriman itu tuhan mereka yang bimbing iman mereka...apabila sampai satu peringkat bertaklik le pada allah, jangan bertaklik pada kitab-kitab dan kitab itu hanya sebagai panduan sahaja pada seluruh manusia. kitab kitab bukan sifat memberi petunjuk pada manusia, tetapi hanya allah yg memberi petunjuk pada sesiapa yg dikehendakinya, maka beruntung lah pada sesiapa yg allah yg beri petunjuk dan rugi lah orang yg disesatkannya.... jgn sampai sdra tidak dibimbing iman oleh allah....? drunken

Si Merpati nih , saya perhatikan dia boleh jadi macam macam.
Dia cuma MEMIKUL ILMU ILMU.
Mudah mudahan dia di beri taufik dan hidayah.

sekoi

Jumlah posting : 40
Registration date : 2009-12-14

Back to top Go down

Bayan At Taslihin 1 Empty Re: Bayan At Taslihin 1

Post  Merpati Putih Mon Jan 04, 2010 10:05 am

Tuan kochi,

Mr kochi said....

apa dah jadi dengan sdra....saya amat mengakui sdra banyak merujuk kepada kitab-kitab, tetapi sebenarnya pada hemat saya sdra hanya iman ilmu semata mata.. sesungguhnya iman yg paling tinggi kita ambil ilmu terus dari allah..apakah kata allah dalam al-quran, sesungguhnya orang orang beriman itu tuhan mereka yang bimbing iman mereka...apabila sampai satu peringkat bertaklik le pada allah, jangan bertaklik pada kitab-kitab dan kitab itu hanya sebagai panduan sahaja pada seluruh manusia. kitab kitab bukan sifat memberi petunjuk pada manusia, tetapi hanya allah yg memberi petunjuk pada sesiapa yg dikehendakinya, maka beruntung lah pada sesiapa yg allah yg beri petunjuk dan rugi lah orang yg disesatkannya.... jgn sampai sdra tidak dibimbing iman oleh allah.

j: 'Mengenal Ia akan 'Tuhannya' dengan 'sebenar2 pengenalan'.

a. Maka mengetahui ia dengan sebenar2 pengetahuan kerana diambilnya ilmu2 terus dari 'Tuhannya', tanpa wasitah belajar atau mengambil dari guru2, kitab2, mendengar2......tanpa membaca AQ, Injil,zabur, taurat, vedas, sutras... tanpa ilham dari malaikat2.. tanpa nabi2.

b. ia tidak merasa sedih atau risau ilmunya 'hilang', kerana bukanlah 'dinobatkan alim', hanya kerana menghafal kitab2 seperti unta yang memikul 70 puluh guni kitab2. Tetapi orang berilmu itu sentiasa mengambil ilmunya dari Tuhannya disetiap detik waktu yang dikehendakinya.

c. ia seperti mayat yang dimandikan, dibersihkan, dipusing, digerakkan, ditanam.. dan sentiasa menerima segala perintah.. tanpa membezakan 'buruk' dan 'baik', kerana ia tahu bahawa tiap2 yang didatangkan kepadanya olih 'Tuhannya/ sebatian kediriannya' mesti benar belaka tanpa berkecuali sedikitpun.

d. maka sentiasalah ia, seolah2 berbuat mengikut kehendak 'kediriannya' diantara 'baik' dan 'buruk', tanpa perduli.

'Aku' adalah daun 'JOKER' dikalangan daun2 terup yang bernama.
Merpati Putih
Merpati Putih
Admin

Jumlah posting : 2463
Registration date : 2008-08-08

Back to top Go down

Bayan At Taslihin 1 Empty Re: Bayan At Taslihin 1

Post  Merpati Putih Tue Jan 05, 2010 12:11 pm

Kitab Injil: \'KEJADIAN\' 1-31 (Perjanjian Lama)

سِفْرُ التَّكْوِينِ

الأصحَاحُ الأَوَّلُ

1فِي الْبَدْءِ خَلَقَ اللهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ.
2وَكَانَتِ الأَرْضُ خَرِبَةً وَخَالِيَةً، وَعَلَى وَجْهِ الْغَمْرِ ظُلْمَةٌ، وَرُوحُ اللهِ يَرِفُّ عَلَى وَجْهِ الْمِيَاهِ.
3وَقَالَ اللهُ: لِيَكُنْ نُورٌ، فَكَانَ نُورٌ.
4وَرَأَى اللهُ النُّورَ أَنَّهُ حَسَنٌ. وَفَصَلَ اللهُ بَيْنَ النُّورِ وَالظُّلْمَةِ.
5وَدَعَا اللهُ النُّورَ نَهَارًا، وَالظُّلْمَةُ دَعَاهَا لَيْلاً. وَكَانَ مَسَاءٌ وَكَانَ صَبَاحٌ يَوْمًا وَاحِدًا.
6وَقَالَ اللهُ: لِيَكُنْ جَلَدٌ فِي وَسَطِ الْمِيَاهِ. وَلْيَكُنْ فَاصِلاً بَيْنَ مِيَاهٍ وَمِيَاهٍ.
7فَعَمِلَ اللهُ الْجَلَدَ، وَفَصَلَ بَيْنَ الْمِيَاهِ الَّتِي تَحْتَ الْجَلَدِ وَالْمِيَاهِ الَّتِي فَوْقَ الْجَلَدِ. وَكَانَ كَذلِكَ.
8وَدَعَا اللهُ الْجَلَدَ سَمَاءً. وَكَانَ مَسَاءٌ وَكَانَ صَبَاحٌ يَوْمًا ثَانِيًا.
9وَقَالَ اللهُ: لِتَجْتَمِعِ الْمِيَاهُ تَحْتَ السَّمَاءِ إِلَى مَكَانٍ وَاحِدٍ، وَلْتَظْهَرِ الْيَابِسَةُ. وَكَانَ كَذلِكَ.
10وَدَعَا اللهُ الْيَابِسَةَ أَرْضًا، وَمُجْتَمَعَ الْمِيَاهِ دَعَاهُ بِحَارًا. وَرَأَى اللهُ ذلِكَ أَنَّهُ حَسَنٌ.
11وَقَالَ اللهُ: لِتُنْبِتِ الأَرْضُ عُشْبًا وَبَقْلاً يُبْزِرُ بِزْرًا، وَشَجَرًا ذَا ثَمَرٍ يَعْمَلُ ثَمَرًا كَجِنْسِهِ، بِزْرُهُ فِيهِ عَلَى الأَرْضِ. وَكَانَ كَذلِكَ.
12فَأَخْرَجَتِ الأَرْضُ عُشْبًا وَبَقْلاً يُبْزِرُ بِزْرًا كَجِنْسِهِ، وَشَجَرًا يَعْمَلُ ثَمَرًا بِزْرُهُ فِيهِ كَجِنْسِهِ. وَرَأَى اللهُ ذلِكَ أَنَّهُ حَسَنٌ.
13وَكَانَ مَسَاءٌ وَكَانَ صَبَاحٌ يَوْمًا ثَالِثًا.
14وَقَالَ اللهُ: لِتَكُنْ أَنْوَارٌ فِي جَلَدِ السَّمَاءِ لِتَفْصِلَ بَيْنَ النَّهَارِ وَاللَّيْلِ، وَتَكُونَ لآيَاتٍ وَأَوْقَاتٍ وَأَيَّامٍ وَسِنِينٍ.
15وَتَكُونَ أَنْوَارًا فِي جَلَدِ السَّمَاءِ لِتُنِيرَ عَلَى الأَرْضِ. وَكَانَ كَذلِكَ.
16فَعَمِلَ اللهُ النُّورَيْنِ الْعَظِيمَيْنِ: النُّورَ الأَكْبَرَ لِحُكْمِ النَّهَارِ، وَالنُّورَ الأَصْغَرَ لِحُكْمِ اللَّيْلِ، وَالنُّجُومَ.
17وَجَعَلَهَا اللهُ فِي جَلَدِ السَّمَاءِ لِتُنِيرَ عَلَى الأَرْضِ،
18وَلِتَحْكُمَ عَلَى النَّهَارِ وَاللَّيْلِ، وَلِتَفْصِلَ بَيْنَ النُّورِ وَالظُّلْمَةِ. وَرَأَى اللهُ ذلِكَ أَنَّهُ حَسَنٌ.
19وَكَانَ مَسَاءٌ وَكَانَ صَبَاحٌ يَوْمًا رَابِعًا.
20وَقَالَ اللهُ: لِتَفِضِ الْمِيَاهُ زَحَّافَاتٍ ذَاتَ نَفْسٍ حَيَّةٍ، وَلْيَطِرْ طَيْرٌ فَوْقَ الأَرْضِ عَلَى وَجْهِ جَلَدِ السَّمَاءِ.
21فَخَلَقَ اللهُ التَّنَانِينَ الْعِظَامَ، وَكُلَّ ذَوَاتِ الأَنْفُسِ الْحيَّةِ الدَّبَّابَةِ الْتِى فَاضَتْ بِهَا الْمِيَاهُ كَأَجْنَاسِهَا، وَكُلَّ طَائِرٍ ذِي جَنَاحٍ كَجِنْسِهِ. وَرَأَى اللهُ ذلِكَ أَنَّهُ حَسَنٌ.
22وَبَارَكَهَا اللهُ قَائِلاً: أَثْمِرِي وَاكْثُرِي وَامْلإِي الْمِيَاهَ فِي الْبِحَارِ. وَلْيَكْثُرِ الطَّيْرُ عَلَى الأَرْضِ.
23وَكَانَ مَسَاءٌ وَكَانَ صَبَاحٌ يَوْمًا خَامِسًا.
24وَقَالَ اللهُ: لِتُخْرِجِ الأَرْضُ ذَوَاتِ أَنْفُسٍ حَيَّةٍ كَجِنْسِهَا: بَهَائِمَ، وَدَبَّابَاتٍ، وَوُحُوشَ أَرْضٍ كَأَجْنَاسِهَا. وَكَانَ كَذلِكَ.
25فَعَمِلَ اللهُ وُحُوشَ الأَرْضِ كَأَجْنَاسِهَا، وَالْبَهَائِمَ كَأَجْنَاسِهَا، وَجَمِيعَ دَبَّابَاتِ الأَرْضِ كَأَجْنَاسِهَا. وَرَأَى اللهُ ذلِكَ أَنَّهُ حَسَنٌ.
26وَقَالَ اللهُ: نَعْمَلُ الإِنْسَانَ عَلَى صُورَتِنَا كَشَبَهِنَا، فَيَتَسَلَّطُونَ عَلَى سَمَكِ الْبَحْرِ وَعَلَى طَيْرِ السَّمَاءِ وَعَلَى الْبَهَائِمِ، وَعَلَى كُلِّ الأَرْضِ، وَعَلَى جَمِيعِ الدَّبَّابَاتِ الَّتِي تَدِبُّ عَلَى الأَرْضِ.
27فَخَلَقَ اللهُ الإِنْسَانَ عَلَى صُورَتِهِ. عَلَى صُورَةِ اللهِ خَلَقَهُ. ذَكَرًا وَأُنْثَى خَلَقَهُمْ.
28وَبَارَكَهُمُ اللهُ وَقَالَ لَهُمْ: أَثْمِرُوا وَاكْثُرُوا وَامْلأُوا الأَرْضَ، وَأَخْضِعُوهَا، وَتَسَلَّطُوا عَلَى سَمَكِ الْبَحْرِ وَعَلَى طَيْرِ السَّمَاءِ وَعَلَى كُلِّ حَيَوَانٍ يَدِبُّ عَلَى الأَرْضِ.
29وَقَالَ اللهُ: إِنِّي قَدْ أَعْطَيْتُكُمْ كُلَّ بَقْل يُبْزِرُ بِزْرًا عَلَى وَجْهِ كُلِّ الأَرْضِ، وَكُلَّ شَجَرٍ فِيهِ ثَمَرُ شَجَرٍ يُبْزِرُ بِزْرًا لَكُمْ يَكُونُ طَعَامًا.
30وَلِكُلِّ حَيَوَانِ الأَرْضِ وَكُلِّ طَيْرِ السَّمَاءِ وَكُلِّ دَبَّابَةٍ عَلَى الأَرْضِ فِيهَا نَفْسٌ حَيَّةٌ، أَعْطَيْتُ كُلَّ عُشْبٍ أَخْضَرَ طَعَامًا. وَكَانَ كَذلِكَ.
31وَرَأَى اللهُ كُلَّ مَا عَمِلَهُ فَإِذَا هُوَ حَسَنٌ جِدًّا. وَكَانَ مَسَاءٌ وَكَانَ صَبَاحٌ يَوْمًا سَادِسًا



Kalimah Allah/ perkataan Allah telah pun diguna pakai didalam Injil berbahasa Arab.. walau pun \'Tuhan\' orang nasrani bernama jesus. Dan orang arab2 tidak bertelagah sesama sendiri tentang penggunaan kalimah Allah.. baik didalam AQ mahupun Injil.

\'Allah\' cuma ungkapan/ sebutan bagi menterjemahkan satu keujudan kuasa/ zat yang tidak mampu dicapai dan dicakupi olih definasi indera lima. Dan ia tidak mencerminkan nama bagi \'Tuhan\'.

Bahkan ungkapan Allah digunakan meluas diinjil2 berbahasa Indonesia, tanpa pertentangan olih orang islam dan ulama\'2nya Indonesia sendiri. Penganut islam indonesia bernisbah 22: 1 dengan penganut islam malaysia.

Persoalan remeh ini hanya ada kat Malaysia jer.. tidak ada dinegara2 lain didunia.


Last edited by Merpati Putih on Tue Jan 05, 2010 1:12 pm; edited 1 time in total
Merpati Putih
Merpati Putih
Admin

Jumlah posting : 2463
Registration date : 2008-08-08

Back to top Go down

Bayan At Taslihin 1 Empty Re: Bayan At Taslihin 1

Post  Merpati Putih Tue Jan 05, 2010 1:10 pm

Injil 'Kejadian' ayat 1-31 bahasa Indonesia.

(1) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
(2) Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
(3) Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
(4) Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.
(5) Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
(6) Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air."
(7) Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian.
(Cool Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.
(9) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian.
(10) Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
(11) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian.
(12) Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
(13) Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.
(14) Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun,
(15) dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian.
(16) Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang.
(17) Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi,
(18) dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
(19) Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.
(20) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala."
(21) Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
(22) Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak."
(23) Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.
(24) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian.
(25) Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
(26) Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
(27) Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
(28) Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
(29) Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.
(30) Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian
(31) Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.


Kalimah Allah/ perkataan Allah telah pun diguna pakai didalam Injil berbahasa Arab.. walau pun 'Tuhan' orang nasrani bernama jesus. Dan orang arab2 tidak bertelagah sesama sendiri tentang penggunaan kalimah Allah.. baik didalam AQ mahupun Injil.

'Allah' cuma ungkapan/ sebutan bagi menterjemahkan satu keujudan kuasa/ zat yang tidak mampu dicapai dan dicakupi olih definasi indera lima. Dan ia tidak mencerminkan nama kepada 'Tuhan'.

Bahkan ungkapan Allah digunakan meluas diinjil2 berbahasa Indonesia, tanpa pertentangan olih orang islam dan ulama'2nya Indonesia sendiri. Penganut islam indonesia bernisbah 22: 1 dengan penganut islam malaysia.

Persoalan remeh ini hanya ada kat Malaysia jer.. tidak ada dinegara2 lain didunia.
Merpati Putih
Merpati Putih
Admin

Jumlah posting : 2463
Registration date : 2008-08-08

Back to top Go down

Bayan At Taslihin 1 Empty Re: Bayan At Taslihin 1

Post  alif Tue Jan 05, 2010 6:41 pm

salam kochi

saya tertarik kpd sdr kohci tentang iman takilk sy ingin bertanya kpd sdr kohci mcm iman yg terus dr allah dan org beriman itu allah bimbing imannya sila jawab

alif

Jumlah posting : 22
Registration date : 2010-01-05

Back to top Go down

Bayan At Taslihin 1 Empty Re: Bayan At Taslihin 1

Post  Kochi Tue Jan 05, 2010 10:32 pm

Salam sdra alif..............

Pada awalnya untuk sahnya ilmu mesti berpandukan kepada al-quran hadis.....Cuba kita lihat ayat kursi, dan hujung ayatnya, sesungguhnya manusia itu tidak mengetahui apa yg ada dihadapan mereka dan dibelakang mereka...dan cuba sdra lihat maksud ayat ini.. Subhanakala Ilmalana, illaa maa alamtanaa, inaka antallim mulhakim...Maha suci allah aku tidak tahu apa-apa, setelah diberitahu pada aku baru aku tahu, hanya allah lagi mengetahui lagi bijaksana...semua orang baca ayat ini bila hendak berceramah dalam majlis, adakah kita sedar yg kita bodoh, hanya allah yg berilmu. sebab itu kalau kita kata kita ini berilmu apa jadi... sila jawab sdra alif...kalau kita berhadapan dengan allah nanti adakah kita mesti bertaklik pada orang, atau lain-lain selain dari allah..Apa yg penting untuk menentukan hubungan dengan allah pada kita sentiasa ada, apa syaratnya... mesti bersihkan hati kita dari sebarang syirik...cuba lihat tulisan saya pada Kalam rabbani saperti dibawah ini ... Smile

salam kalam rabbani dan pada semua yg mengikuti laman ini....

Rasa terpanggil dalam diri, ingin mengucapkan rasa syukur pada allah, dengan taufik dan hidayahnya, dapat kita sama sama berkongsi pendapat dalam ruangan ini. sdra kaum muslimin sekelian, saya bersetuju dengan hujah yg dikatakan oleh kalam rabbani, walau bagaimana pun saya meneliti yg kalam rabbani faham tentang syirik. ingin saya mengeluarkan sedikit pendapat mengenai syirik..apa-apa pun yg pasti sebab sebab utama yg hubungan allah dengan kita dengan terputus, adalah disebabkan hati kita kotor...apa yg menyebabkan hati menjadi kotor dan apa sebab ibadah kita rosak disisi allah walaupun pada adabnya nampak baik disisi manusia. sebab itu saya kata kan dengan penuh yakin bahawa perbuatan yg mensyirik kan allah itu adalah satu amalan yg paling amat buruk disisi allah dan tidak diampunkan.

Ingin saya bertanyakan dimana asas punca sebenarnya untuk untuk mengetahui samada kita mensyirikkan allah atau tidak samada dalam sedar atau tidak. Cuba kita lihat dan renung2, allah itu pasti nya Esa, apa maksud Esa dan dimana kita harus akui keesaan allah itu. Apa yg pastinya sebelum kita hendak melakukan apa-apa jua pun dalam kehidupan, ibadah dan mati kita, mesti kita mengakui terlebih dahulu keesaan allah. Ini bukan hanya semata2 untuk diucapkan dengan kata2, tetapi hendak di yakini dengan sebenar2 dalam hati kita. Walau bagaimana pun untuk mengetahui kedudukan syirik ini apa yg pasti, mesti diliorongkan dengan bentuk ilmu terlebih dahulu. Kalau kita tidak dapat mengesakan allah dengan sebenar2 esa, secara tidak langsung sama sedar atau tidak, kita telah mensyirikkan allah samada menduakan allah, menyamakan allah dan menyekutukan kan allah dengan sesuatu pada ibadah kita.

Saudara ku....Saya ambil contoh sebelum kita hendak mengerjakan solat, apa yg penting untuk kita sucikan diri ialah dengan mengambil air sembahyang utk menyucikan pada zahir dari hadas kecil dan hadas besar, kalau hati kita kotor, .. tanya diri kita apa kotornya hati, dan bagaimana cara untuk dibersihkan. Untuk itu, saudaraku, apa-apa yg pasti amalan itu lah yg paling mustahak. Oleh itu kita mesti ketahui terlebih dahulu apakah amalan yg baik disisi allah dan apakah amalan buruk disisi allah...wassllam ?

Kochi

Jumlah posting : 32
Registration date : 2010-01-01

Back to top Go down

Bayan At Taslihin 1 Empty Re: Bayan At Taslihin 1

Post  alif Tue Jan 05, 2010 10:43 pm

salam kochi

sy ingin bertanya pd sdr kochi mcm mane menbersih diri dr syirik

alif

Jumlah posting : 22
Registration date : 2010-01-05

Back to top Go down

Bayan At Taslihin 1 Empty Re: Bayan At Taslihin 1

Post  salik Wed Jan 06, 2010 3:00 am

Saudara ku....Saya ambil contoh sebelum kita hendak mengerjakan solat, apa yg penting untuk kita sucikan diri ialah dengan mengambil air sembahyang utk menyucikan pada zahir dari hadas kecil dan hadas besar, kalau hati kita kotor, .. tanya diri kita apa kotornya hati, dan bagaimana cara untuk dibersihkan. Untuk itu, saudaraku, apa-apa yg pasti amalan itu lah yg paling mustahak. Oleh itu kita mesti ketahui terlebih dahulu apakah amalan yg baik disisi allah dan apakah amalan buruk disisi allah...wassllam ?

Ya Saudara Alif,
Harap dapat teruskan merungkai rahsia syariat yang telah banyak dilupai .
yangmana ianya mengesankan atas jiwa yang membersihkan lahir dan batin dalam menuju ke alam kerohanian yang
tinggi.

setalah dapat di rungkaikan ,Harap saudara Alif teruskan dengan BA" pula dan kemudian TA"

Marilah kita bermula dengan Bersuci.
salik
salik

Jumlah posting : 1366
Registration date : 2009-03-28

Back to top Go down

Bayan At Taslihin 1 Empty Re: Bayan At Taslihin 1

Post  alif Thu Jan 07, 2010 6:40 pm

salam

sdr salik x faham apa yg saya tanya
saya tanya mcm nak membersihkan diri daripada syirik faham bukan nya menbersih dari hadas kecil dan besar

alif

Jumlah posting : 22
Registration date : 2010-01-05

Back to top Go down

Bayan At Taslihin 1 Empty Re: Bayan At Taslihin 1

Post  salik Fri Jan 08, 2010 11:19 am

alif wrote:salam

sdr salik x faham apa yg saya tanya
saya tanya mcm nak membersihkan diri daripada syirik faham bukan nya menbersih dari hadas kecil dan besar

Itulah Maksud saya .
dan membersihkan dari hadas kecil dan besar itu Jalan Pertama dari jalan jalan penyucian.
salik
salik

Jumlah posting : 1366
Registration date : 2009-03-28

Back to top Go down

Bayan At Taslihin 1 Empty Re: Bayan At Taslihin 1

Post  Merpati Putih Sat Feb 13, 2010 10:11 pm

Dipetik Harakah Daily.

KOTA BARU, Feb 10 Mursyidul Am PAS, Datuk Nik Abdul Aziz Nik Mat menyifatkan suasana aman di lima negeri Pakatan Rakyat diragut apabila melakukan kudeta di Perak awal tahun lalu..

Hai! politik... politik!!!!.. konflik.. konflik!!!!!.. lantak jer ler.

Beliau juga berkata, tidak wajar dilakukan demontrasi terhadap penggunaan kalimah Allah oleh penerbitan Herald memandangkan ia telah lama digunakan bukan Islam di tanah Arab.
Merpati Putih
Merpati Putih
Admin

Jumlah posting : 2463
Registration date : 2008-08-08

Back to top Go down

Bayan At Taslihin 1 Empty Re: Bayan At Taslihin 1

Post  Sponsored content


Sponsored content


Back to top Go down

Page 1 of 2 1, 2  Next

Back to top

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum