SUFI TAUHID FILOS
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Wujud (kelibat keberadaan)

Go down

Wujud (kelibat keberadaan) Empty Wujud (kelibat keberadaan)

Post  Merpati Putih Mon Dec 07, 2009 12:07 pm






Para peminat Ibn al-’Arabi tingkat pemulaan mungkin akan kebingungan apabila membaca karya-karya Ibn al-’Arabi terutama al-Futuhat al-Makkiyah dan Fushush al-Hikam yang merupakan coretan2 yang paling masyhur. Untuk memudahkan fahaman para peminat Ibn al-’Arabi, saya kutipkan tulisan Dr Kautsar Azhari Noer dari tesisnya yang bertajuk Ibn al-’Arabi Wahdat al-Wujud,yang mengulas konsep-konsep Ibn al-’Arabi.



(1) wujűd dan ‘adam



(2) al-Haqq dan al-khalq



(3) Tajalli al-Haqq



(4) azh-Zhahir dan al-Bathin



(5) Yang Satu dan Yang Banyak



(6) Tanzih dan Tasybih



(7) Zat dan Nama-nama Tuhan ( al-A’yan ats-Tsabitah dan



(9) al-Insan al-Kamil


A. Wujűd dan ‘Adam




Kata wujűd, bentuk masdar dari wajada atau wujida, yang berasal dari akar w-j-d tidak terdapat dalam al-Quran. Bentuk masdar dari akar yang sama yang terdapat dalam al-Quran adalah wujd (65:6). Adapun bentuk fi’l dari akar yang sama banyak terdapat dalam kitab suci umat Islam ini (misalnya, 3:37, 18:86; 27:23; 93:7; 4:43; 18:69; 7:157).



Kata wujűd tidak hanya mempunyai pengertian “objektif”, tetapi juga “subjektif”. Dalam pengertian pertama, kata wujűd adalah masdar dari wujida , yang artinya “ditemukan”. Dalam pengertian inilah, kata wujud biasanya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan “being” atau “existence”. Dalam pengertian “subjektif”, kata wujűd adalah masdar dari wajada , yang berarti menemukan. Dalam arti kedua ini, kata wujud diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris dengan “finding”.



Dalam pengertian subjektif, kata wujűd terletak aspek epistemologis dan dalam pengertian “objektif”-nya terletak aspek ontologis. Dalam sistem Ibn al-‘Arabi, kedua aspek ini menyatu secara harmoni. Kesatuan kedua pengertian dan kedua aspek ini terlihat dengan jelas ketika



Syekh Ibn al-‘Arabi membicarakan wujűd dalam hubungannya dengan Tuhan. Pada satu pihak, wujűd, atau lebih tepat satu-satunya wujud, adalah wujud Tuhan sebagai Realiti Absolut, dan di pihak lain, wujűd adalah “menemukan” Tuhan yang dialami oleh Tuhan itu sendiri dan oleh para pencari rohani.



Orang-orang yang “menemukan” Tuhan dalam alam dan diri mereka sendiri disebut ahl al-kasyf wa al-wujűd (orang-orang yang menyingkap dan menemukan), yang berarti orang-orang yang mengalami penyingsingan tabir yang memisahkan mereka dari Tuhan, hingga mereka menemukan Tuhan dalam alam dan diri mereka sendiri. Dalam pengertian ini, seperti dikatakan William C. Chittick, wujűd secara praktis adalah syuhűd (“menyaksikan” atau “merenungkan”).



Wujűd dan syuhűd, keduanya adalah tajalli, penampakan diri Tuhan, dan keduanya mempunyai pengertian objektif dan subjektif. Karena alasan ini dan alasan lain, debat antara pendukung-pendukung wahdat al-wujűd dan wahdat al-syuhűd mengaburkan fakta bahwa Ibn al-‘Arabi sendiri tidak bisa dimasukkan ke dalam salah satu dari dua kategori ini tanpa mengubah keseluruhan ajarannya.



Kata wujűd terutama dan lebih khusus digunakan oleh Ibn al-‘Arabi untuk menyebut wujud Tuhan. Sebagaimana telah disebut di atas, satu-satu wujud adalah wujud Tuhan; tidak ada wujud selain wujud-Nya. Ini artinya, apa pun selain Tuhan tidak mempunyai wujud. Secara logik dapat diambil kesimpulan, kata wujűd tidak dapat diberikan kepada segala sesuatu selain Tuhan (mâ siwâ Allâh), alam dan segala sesuatu yang ada di dalamnya.



Namun demikian, Syekh memakai pula kata wujud untuk menunjukkan segala selain Tuhan. tetapi ia menggunakannya dalam makna metaforik/qiasan untuk tetap mempertahankan bahwa wujud hanya milik Tuhan, sedangkan wujud yang ada pada alam pada hakikatnya adalah wujud Tuhan yang dipinjamkan.



Sebagaimana cahaya hanya milik matahari, tetapi cahaya itu dipinjamkan kepada para penghuni bumi. Hubungan antara Tuhan dan alam sering digambarkannya dengan hubungan antara cahaya dan kegelapan. Karena wujud hanya milik Tuhan, maka ‘adam (ketiadaan/kosong) adalah “milik” alam/perasaan. Karena itu, Ibn al-‘Arabi mengatakan bahwa wujud adalah cahaya, dan ‘adam adalah kegelapan.
Merpati Putih
Merpati Putih
Admin

Jumlah posting : 2463
Registration date : 2008-08-08

Back to top Go down

Back to top

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum